Pembelajaran Prakarya Kewirausahaan Perhitungan Harga Pokok Produksi dan Analisis SWOT Usaha Makanan Fungsional Dengan Model Problem Based Learning dan Metode Diskusi Tutor Sebaya


Laporan Realisasi Target Prestasi Kerja - Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) Tanggal 28 Februari 2024

Perencanaan usaha adalah langkah krusial dalam memastikan keberhasilan sebuah usaha, terutama dalam industri makanan. Salah satu aspek penting dalam perencanaan tersebut adalah menentukan harga pokok produksi (HPP) dari olahan makanan yang dihasilkan. Dalam konteks pembelajaran di kelas, memahami konsep ini menjadi landasan penting bagi para peserta didik calon pengusaha makanan.

Mengapa Harga Pokok Produksi Penting?
Harga Pokok Produksi disingkat HPP adalah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit produk. Memahami HPP adalah langkah awal yang penting dalam menentukan harga jual yang tepat agar usaha tetap menguntungkan. Dalam pembelajaran di kelas utamanya kelas 12 yang saat ini sedang belajar tentang topik wirausaha makanan fungsional, peserta didik diajak untuk memahami komponen-komponen biaya yang termasuk dalam HPP.

Proses Pembelajaran:

1. Pengenalan Konsep HPP:
- Peserta didik diperkenalkan dengan konsep dasar HPP dan pentingnya dalam bisnis usaha makanan.
- Peserta didik memahami bahwa HPP tidak hanya mencakup bahan baku, tetapi juga biaya-biaya produksi lainnya seperti tenaga kerja, biaya listrik, dan penyusutan peralatan.

2. Identifikasi Komponen Biaya:
Peserta didik diajak untuk mengidentifikasi dan memahami komponen biaya yang masuk ke dalam perhitungan HPP. Misalnya, biaya bahan baku utama, biaya bahan baku tambahan, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

3. Perhitungan HPP:
Melalui contoh studi hasil praktik olahan makanan fungsional yang sudah selesai dibuat , peserta didik belajar untuk menghitung HPP secara langsung. Para peserta didik diajak untuk melakukan estimasi biaya-biaya tersebut berdasarkan data yang ada atau perhitungan perkiraan.

4. Analisis Break-even Point:
Peserta didik juga diperkenalkan dengan konsep titik impas (break-even point) yang merupakan titik di mana pendapatan sama dengan biaya. Dengan pemahaman ini, peserta didik dapat mengevaluasi seberapa efisien bisnis usaha mereka dalam mencapai keuntungan.

Manfaat Pembelajaran Ini:

1. Mengembangkan Keterampilan Bisnis Usaha:
Peserta didik mengembangkan pemahaman yang kuat tentang aspek finansial dalam menjalankan bisnis usaha makanan fungsional pada tema pembelajaran mata pelajaran Prakarya Kewirausahaan di semester genap. Para peserta didik belajar bagaimana membuat keputusan berdasarkan analisis biaya dan pendapatan.

2. Mendorong Kreativitas:
Memahami konsep HPP juga dapat mendorong peserta didik untuk lebih kreatif dalam mengembangkan produk makanan yang menguntungkan secara finansial.

Perencanaan usaha aspek penting lainnya dalam perencanaan selain menentukan harga pokok produksi (HPP) dari olahan makanan yang dihasilkan dalam mengembangkan bisnis usaha, aspek yang lain yaitu pemahaman tentang kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) atau yang lebih dikenal dengan analisis SWOT sangatlah penting. Dalam konteks pembelajaran di kelas, analisis SWOT memiliki peran krusial juga dalam mempersiapkan peserta didik untuk memahami lingkungan bisnis dan merencanakan strategi yang efektif, terutama dalam industri olahan makanan.

Mengapa Analisis SWOT Penting dalam Bisnis Olahan Makanan?
Analisis SWOT membantu para peserta didik sebagai calon pengusaha makanan untuk:

1. Memahami Lingkungan Bisnis:
Analisis ini membantu peserta didik memahami kondisi internal dan eksternal yang dapat memengaruhi bisnis usaha.

2. Mengidentifikasi Kelebihan dan Kekurangan:
Dengan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan internal, peserta didik dapat mengidentifikasi apa yang bisa mereka manfaatkan dan di mana mereka perlu meningkatkan diri.

3. Mengidentifikasi Peluang dan Ancaman:
Melalui analisis peluang dan ancaman eksternal, peserrta didik dapat menemukan kesempatan potensial untuk pertumbuhan serta mengantisipasi tantangan yang mungkin dihadapi.

Proses Pembelajaran:

1. Pengenalan Konsep Analisis SWOT:
- Peserta didik diperkenalkan dengan konsep analisis SWOT dan pentingnya dalam merencanakan bisnis.
- Peserta didik belajar bagaimana mengidentifikasi faktor-faktor yang termasuk dalam masing-masing kategori SWOT.

2. Pengumpulan Data:
- Peserta didik diajak untuk mengumpulkan data tentang bisnis olahan makanan fungsional yang sudah dibuat untuk mereka analisis.
- Data internal meliputi aspek seperti keunggulan produk, manajemen operasional, dan keuangan, sedangkan data eksternal meliputi tren pasar, persaingan, dan peraturan pemerintah.

3. Analisis Kekuatan dan Kelemahan:
- Peserta didik melakukan evaluasi terhadap kekuatan dan kelemahan internal bisnis olahan makanan fungsional  yang mereka pilih dan sudah dibuat.
- Peserta didik mencoba mengidentifikasi faktor-faktor apa yang membuat bisnis tersebut unik dan di mana kelemahannya.

4. Analisis Peluang dan Ancaman:
- Peserta didik mengevaluasi peluang dan ancaman eksternal yang mungkin memengaruhi bisnis tersebut.
- Peserta didik mempertimbangkan tren pasar, perubahan regulasi, dan aktivitas pesaing.

5. Penyusunan Strategi:
- Berdasarkan hasil analisis SWOT, siswa kemudian diajak untuk menyusun strategi yang tepat.
- Peserta didik belajar bagaimana memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada sambil mengatasi kelemahan dan ancaman yang dihadapi.

Manfaat Pembelajaran Ini:

1. Pemahaman Mendalam tentang Bisnis:
- Peserta didik mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang faktor-faktor internal dan eksternal yang memengaruhi bisnis, membantu peserta didik dalam pengambilan keputusan yang lebih baik.

2. Pengembangan Keterampilan Strategis:
Melalui pembelajaran ini, peserrta didik mengembangkan keterampilan strategis dalam merencanakan dan mengelola bisnis, keterampilan yang sangat diperlukan di dunia bisnis yang kompetitif.

3. Pengembangan Kreativitas:
- Analisis SWOT juga dapat mendorong peserta didik untuk lebih kreatif dalam menemukan solusi dan strategi yang inovatif untuk mengembangkan bisnis usahanya.

Kesimpulan:

1. Pembelajaran perhitungan harga pokok produksi (HPP) wirausaha olahan makanan fungsional di kelas tidak hanya memperkenalkan konsep dasar bisnis kepada peserta didik, tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan praktis yang dapat diterapkan di dunia nyata. Dengan pemahaman yang kuat tentang HPP, pesertadidik siap menghadapi tantangan dalam mengelola bisnis usaha makanan atau memilih karier dalam industri kuliner.

2. Pembelajaran analisis SWOT dalam bisnis olahan makanan fungsional di kelas tidak hanya memberikan pengetahuan teoritis tentang konsep bisnis, tetapi juga mempersiapkan peserta didik untuk menghadapi tantangan nyata dalam dunia bisnis. Dengan pemahaman yang kuat tentang kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman, peserta didik siap untuk merencanakan strategi yang efektif dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk kesuksesan bisnis mereka di masa depan.